Kamis, 20 Desember 2012


Filsafat Kepompong

Suatu hari ada seorang anak laki² sedang memperhatikan sebuah kepompong..
Dan ternyata didlmnya ada kupu² yg sdg berjuang utk melepaskan diri dari dlm kepompong & Kelihatannya begitu sulitnya.

Si anak laki² tsb merasa kasihan pada kupu² tsb & berpikir cara utk membantu si kupu² agar bisa keluar dgn mudah.
Akhirnya si anak laki² tadi menemukan ide & segera mengambil gunting & membantu memotong kepompong agar kupu² bisa segera keluar dari sana.
Alangkah senang & leganya si anak laki² tsb.

Tetapi apa yang terjadi ???

Si kupu² memang bisa keluar dari sana, Tetapi Kupu² tsb tdk dpt terbang, hanya dpt merayap.
Apa sebabnya???

Ternyata bagi seekor kupu² yg sdg berjuang dari kepompongnya tsb, yg mana pada saat dia mengerahkan seluruh tenaganya, ada suatu cairan didlm tubuhnya yg mengalir dgn kuat ke seluruh tubuhnya yg membuat sayapnya bisa mengembang sehingga ia dpt terbang, tetapi krn tdk ada lg perjuangan tsb maka sayapnya tdk dpt mengembang sehingga jadilah ia seekor kupu² yg hanya dpt merayap.

Kadangkala good intention, niat baik kita blm tentu menghasilkan sesuatu yg baik.
Sama spt pada saat kita mengajar anak kita. Kadangkala kita sering membantu mereka krn kasihan atau rasa sayang, tapi sebenarnya malah membuat mereka tdk mandiri.

Membuat potensi dlm dirinya tdk berkembang. Memandulkan kreativitas, krn kita tdk tega melihat mereka mengalami kesulitan, yg sebenarnya jika mereka berhasil melewatinya, mereka justru menjadi KUAT.

Demikian jg pada saat kita sdg hrs berjuang menghadapi sesuatu, jangan mengharapkan bantuan orang lain, berjuanglah dahulu dgn mengerahkan segala kemampuanmu.

Hidup penuh dengan PERJUANGAN.

Sering kali jg kita sering menyalahkan situasi yg kita hadapi, tapi ternyata situasilah yg mendewasakan kita...